Titik tolak perbedaan dari bermacam-macam
tehnik dalam konseling sebenarnya terletak pada cara pendekatannya,
pada kesempatan ini penulis berperan dengan menggunakan konseling
Directive yang diperkenalkan oleh E.G. Williamson yang sering disebut
juga konseling Behavioristik (perubahan tingkah laku). Pendekatan dalam
konseling ini didasarkan pada konsep bahwa masalah orang itu berkembang
dan merupakan hasil kontak dengan lingkungan luarnya. Tujuan utama dari
konseling Directive adalah membantu klien mengganti tingkah laku
emosional dan impulsif dengan tingkah laku yang rasional.
Study kasus ini, penulis lakukan dalam
rangka pemenuhan tugas mata kuliah Konseling Keluarga jenjang S1 BK.
Dengan latar belakang masalah yang terjadi pada seorang siswa, bernama
Friska (F) umur 16 tahun, kelas 2 SMU di sekolah X Kota Semarang. Ia
mempunyai orang tua yang semuanya berkarir dalam bidang Roti dan
Catering, dan ia merupakan anak tunggal dalam keluarga, karena itu ia
sangat dimanjakan oleh orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar